Foomer Official – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tahun ini memikul tanggung jawab besar dalam mencapai target penerimaan negara. Djaka Budi Utama, Direktur Jenderal Bea Cukai, mendapat mandat untuk mengamankan pemasukan senilai Rp201,6 triliun. Angka tersebut merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk menjaga stabilitas fiskal nasional. Dengan latar belakang ketatnya dinamika perdagangan global, tantangan yang dihadapi Bea Cukai pun semakin kompleks. Namun, Djaka Budi menyatakan optimis lembaga yang dipimpinnya bisa mencapai target dengan berbagai inovasi dan pendekatan strategis.
Untuk mencapai target tersebut, Bea Cukai memperkuat pengawasan di seluruh jalur masuk barang. Djaka menekankan pentingnya sinergi antara teknologi dan sumber daya manusia. Sistem informasi kepabeanan terus diperbarui agar lebih akurat dan cepat. Teknologi seperti AI digunakan untuk mendeteksi potensi penyelundupan atau manipulasi dokumen. Selain itu, petugas di lapangan diberikan pelatihan rutin agar mampu menghadapi tantangan operasional. Djaka menyebut pengawasan yang efektif akan mengurangi potensi kebocoran penerimaan. Termasuk pengawasan terhadap barang kena cukai seperti rokok ilegal dan minuman keras.
“Baca Juga : Singapura Rilis Daftar Obat dan Suplemen Berbahaya untuk Lambung”
Bea Cukai juga fokus memperluas basis penerimaan dengan menggali potensi baru. Salah satunya adalah optimalisasi pelayanan ekspor dan impor bagi pelaku usaha mikro dan menengah. Pelayanan yang cepat dan transparan diharapkan bisa meningkatkan volume transaksi legal. Dengan meningkatnya volume tersebut, potensi penerimaan dari bea masuk dan bea keluar juga ikut bertambah. Djaka juga menginstruksikan agar kantor-kantor pelayanan utama menjalin komunikasi intensif dengan pengusaha. Termasuk memberikan pendampingan terkait prosedur dan peraturan baru agar tidak terjadi kesalahan administrasi.
Dalam kesempatan lain, Djaka Budi juga menyampaikan bahwa penegakan hukum akan diperketat. Bea Cukai akan bertindak tegas terhadap pelanggaran yang merugikan negara. Langkah ini mencakup penyitaan, denda administratif, hingga proses pidana bagi pelanggar. Ia menegaskan tidak ada ruang untuk kompromi terhadap upaya penyelundupan atau manipulasi nilai barang. Selain itu, unit intelijen Bea Cukai diperkuat agar dapat melakukan deteksi dini atas aktivitas ilegal. Djaka menyebut bahwa transparansi dan kepatuhan pelaku usaha menjadi kunci penting dalam mencapai target tersebut.
“Simak juga: Bank BJB Tegaskan Komitmen Transparansi di Tengah Kasus”
Tak kalah penting, Djaka Budi mendorong kolaborasi lintas instansi untuk efektivitas kerja. Bea Cukai aktif berkoordinasi dengan TNI, Polri, Kejaksaan, dan kementerian terkait lainnya. Tujuan dari kolaborasi ini adalah memastikan tidak ada celah hukum yang dimanfaatkan pihak tertentu. Selain itu, data dari instansi lain membantu pemetaan risiko dan pengambilan kebijakan berbasis fakta. Djaka menginginkan adanya budaya kerja bersama yang lebih sistematis. Menurutnya, keberhasilan mencapai target tidak hanya tugas Bea Cukai, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh elemen negara.