Foomer Official – Isu mengenai pupuk subsidi kembali jadi sorotan. Kali ini, muncul tudingan bahwa distribusi pupuk subsidi tidak tepat sasaran. Bahkan ada kabar bahwa subsidi justru diberikan kepada petani yang tidak terdaftar. Menanggapi hal ini, Menteri Pertanian (Mentan) pun angkat bicara. Ia memberikan klarifikasi secara terbuka kepada publik. Tujuannya untuk meluruskan informasi yang berkembang dan menenangkan petani.
Isu bermula dari laporan di beberapa daerah yang menyebut pupuk subsidi langka. Petani mengeluh karena tidak mendapat jatah. Padahal mereka telah mendaftar melalui sistem e-RDKK. Di sisi lain, ada temuan dari LSM lokal yang menyebut bahwa beberapa penerima pupuk subsidi justru bukan petani aktif. Kondisi ini memicu keresahan luas. Apalagi masa tanam sedang berlangsung di banyak wilayah.
Dalam konferensi pers, Mentan menjelaskan bahwa sistem e-RDKK masih menjadi acuan utama. Sistem ini berbasis data dan disusun dari usulan petani di lapangan. Kemudian diverifikasi oleh penyuluh dan pemerintah daerah. Proses ini dilakukan setiap tahun. Jika ada yang tidak terdaftar, maka mereka memang belum mengajukan. Mentan meminta agar petani aktif segera memperbarui data lewat kelompok tani.
“Baca Juga : Revvo 90 Turun Harga, SPBU Vivo Bikin Kejutan Lagi”
Mentan juga mengakui bahwa ada kelemahan dalam pengawasan distribusi. Untuk itu, pihaknya akan memperketat pengawasan distribusi pupuk di lapangan. Bekerja sama dengan aparat hukum dan BPKP, pengawasan akan dilakukan secara berkala. Petugas penyuluh akan dilibatkan secara aktif. Sistem pelaporan online pun disiapkan agar distribusi bisa dipantau lebih transparan dan real-time oleh pemerintah pusat.
Dalam klarifikasinya, Mentan juga menekankan pentingnya peran pemda. Mereka menjadi ujung tombak dalam pendataan petani. Jika pemda lambat memperbarui data, maka alokasi pupuk pun ikut terhambat. Mentan meminta agar kepala dinas pertanian di daerah segera memverifikasi ulang daftar petani. Petani yang belum masuk sistem bisa segera dimasukkan. Dengan begitu, jatah subsidi bisa diberikan secara adil.
“Simak juga: Fitur Baru WhatsApp Bantu Pengguna Deteksi Foto Palsu”
Isu kelangkaan juga dijawab langsung oleh Mentan. Ia memastikan bahwa stok pupuk di tingkat nasional masih cukup. Pemerintah telah menyediakan lebih dari 4 juta ton pupuk bersubsidi untuk tahun ini. Dari jumlah itu, mayoritas sudah didistribusikan ke gudang pupuk daerah. Jika ada kelangkaan di lapangan, kemungkinan besar karena kendala administratif atau distribusi lokal yang belum optimal.
Pemerintah kini mengubah pendekatan subsidi. Alih-alih menyebar secara luas, subsidi difokuskan pada komoditas pangan strategis. Seperti padi, jagung, dan kedelai. Selain itu, lahan yang mendapat subsidi juga dibatasi maksimal dua hektare per petani. Kebijakan ini diambil untuk menghindari penyalahgunaan. Mentan menyebut, subsidi bukan untuk spekulan. Tapi murni untuk petani kecil yang butuh bantuan langsung.
Sebagai bagian dari solusi jangka panjang, Mentan mendorong petani untuk mulai beralih ke pupuk organik. Pemerintah memberikan pelatihan dan bantuan bahan baku. Tujuannya agar ketergantungan terhadap pupuk kimia bisa dikurangi. Petani juga diajak memanfaatkan limbah ternak dan kompos alami. Dengan begitu, pertanian bisa lebih berkelanjutan dan biaya produksi juga bisa ditekan.
Mentan menegaskan kembali komitmen pemerintah. Ia menyatakan bahwa petani kecil tetap jadi prioritas. Semua program, termasuk subsidi pupuk, difokuskan untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani. Jika ada keluhan di lapangan, pemerintah siap menindaklanjuti. Mentan juga membuka jalur pengaduan langsung melalui call center dan aplikasi. Dengan komunikasi dua arah, permasalahan bisa diselesaikan lebih cepat.