Foomer Official – Harga Bitcoin melonjak tajam pada Selasa malam (6/11), mencetak rekor baru saat investor melihat sinyal awal keunggulan mantan Presiden Donald Trump dalam Pemilu AS. Kenaikan ini mencerminkan sentimen positif di kalangan investor yang memprediksi bahwa keunggulan Trump akan memberikan dampak positif bagi nilai mata uang kripto, terutama Bitcoin.
Bitcoin, sebagai mata uang kripto terkemuka, mencatat lonjakan ke level USD 75.000, menurut data dari Coin Metrics. Pada perdagangan terakhir, harga ini bertahan di kisaran USD 74.392, mengalami kenaikan sebesar 7% dalam 24 jam terakhir.
Seperti dilansir CNBC pada Rabu, 6 November 2024, harga Bitcoin terus bergerak naik seiring dengan laporan sementara hasil Pilpres AS yang memperlihatkan Trump mengambil posisi unggul di Electoral College. NBC News memproyeksikan kemenangan Trump di negara bagian kunci seperti North Carolina dan Georgia. Meskipun masih ada beberapa negara bagian penentu lain yang belum dapat dipastikan hasilnya.
Sementara itu, Partai Republik diperkirakan akan merebut kembali kendali mayoritas di Senat AS, sebagaimana juga dilaporkan oleh NBC News. Selain Bitcoin, kenaikan ini juga tercermin pada harga saham di sektor terkait, seperti Coinbase yang naik 3% dalam perdagangan setelah jam kerja, serta MicroStrategy yang mengalami kenaikan 4%.
Para pelaku pasar kripto telah memperkirakan bahwa harga Bitcoin akan mengalami volatilitas hingga ada pemenang yang pasti dalam pemilu ini. Banyak investor yang memproyeksikan bahwa kemenangan Wakil Presiden Kamala Harris dapat menimbulkan penurunan pada harga Bitcoin. Sementara kemenangan Trump dianggap akan memberikan dorongan positif bagi mata uang digital ini.
“Pemilu AS memiliki dampak besar pada pasar kripto,” kata Ryan Rasmussen, kepala riset di Bitwise Asset Management. “Kita akan melihat fluktuasi signifikan pada harga Bitcoin – dan pasar kripto secara keseluruhan – dalam beberapa hari mendatang hingga hasil pemilu benar-benar jelas.”
Pergerakan harga Bitcoin pasca-pemilu telah menjadi tren dalam beberapa pemilu terakhir. Pada pemilu tahun 2012, 2016, dan 2020, harga Bitcoin mengalami kenaikan signifikan dalam periode 90 hari setelah pemilu, dengan kenaikan masing-masing sekitar 87%, 44%, dan 145%. Kenaikan harga ini kerap dipengaruhi oleh siklus “halving” Bitcoin yang terjadi setiap empat tahun sekali. Di mana pasokan Bitcoin berkurang sehingga mendorong kenaikan harga.
“Baca Juga: Penggunaan QRIS: Solusi Efektif untuk Meningkatkan Penjualan dan Kemudahan Transaksi”
Seiring dengan pergerakan harga yang positif, banyak investor optimis terhadap kebijakan pro-kripto yang ditunjukkan oleh Donald Trump. Trump secara luas dianggap sebagai kandidat yang lebih terbuka terhadap industri kripto dibandingkan Harris, yang sikapnya terhadap regulasi kripto cenderung lebih ketat.
Kenaikan harga Bitcoin juga didukung oleh ekspektasi akan adanya perubahan kebijakan yang signifikan dari Federal Reserve. Tahun ini, banyak pihak di pasar keuangan yang memperkirakan adanya penurunan suku bunga lebih lanjut, yang dapat mendukung kenaikan harga aset digital seperti Bitcoin.
James Davies, CEO Crypto Valley Exchange, menegaskan bahwa “saat ini, hampir semua pelaku pasar menunggu momen yang tepat untuk bergerak.” Davies menambahkan, “Saya mendengar dari banyak investor terkemuka bahwa mereka siap untuk bereaksi. Akan ada volatilitas tinggi dalam jangka pendek, apapun hasil pemilunya.”
Pemilu presiden tahun ini dianggap sebagai salah satu yang paling penting bagi masa depan industri kripto. Para pelaku pasar melihat kemenangan Harris sebagai potensi risiko bagi perkembangan sektor kripto di AS. Kebijakan regulasi yang lebih ketat dan ketidakpastian seputar pandangannya terhadap aset digital menjadi perhatian utama investor.
Di sisi lain, Trump dipandang oleh sebagian besar komunitas kripto sebagai sosok yang positif bagi industri ini. Selama masa kampanye, Trump menunjukkan pendekatan yang lebih ramah terhadap inovasi dan pengembangan sektor aset digital. Dukungan ini menjadikannya lebih populer di kalangan investor kripto yang mengharapkan regulasi yang lebih fleksibel untuk pertumbuhan industri.
Kondisi ekonomi AS juga menjadi perhatian penting di kalangan pemilih. Defisit pemerintah yang melonjak 8% pada tahun fiskal 2024 hingga mencapai USD 1,8 triliun menjadi isu yang ramai diperbincangkan. Janji pemotongan pajak dari kedua kandidat presiden turut menambah ketidakpastian ekonomi yang bisa berdampak pada nilai dolar AS.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan ancaman inflasi, Bitcoin dianggap sebagai alternatif yang menarik untuk melindungi nilai aset. Seperti emas, Bitcoin dipandang oleh banyak investor sebagai bentuk lindung nilai terhadap kebijakan fiskal dan moneter yang bisa melemahkan nilai dolar AS. Dengan ancaman inflasi yang lebih tinggi. Aset seperti Bitcoin menjadi opsi yang dipertimbangkan oleh para investor yang ingin melindungi kekayaan mereka.
Secara keseluruhan, dengan ekspektasi pasar yang tinggi dan ketidakpastian pemilu AS, harga Bitcoin diperkirakan akan terus mengalami pergerakan yang dinamis. Bagi investor kripto, hasil pemilu ini memiliki pengaruh besar terhadap arah kebijakan ekonomi yang dapat mendukung atau membatasi perkembangan aset digital di masa depan.
“Simak Juga: Danantara : Lembaga Baru Untuk Pengelolaan Investasi Negara”