Ciri Tubuh Kekurangan Kalsium yang Perlu Diwaspadai, dari Kesemutan hingga Gangguan Mental
Foomer Official – Kekurangan kalsium atau hipokalsemia merupakan kondisi ketika kadar kalsium dalam darah berada di bawah batas normal. Kondisi ini bisa terjadi karena pola makan rendah kalsium atau gangguan penyerapan mineral tersebut. Padahal, kalsium berperan penting untuk menjaga fungsi tulang, gigi, saraf, dan otot agar tetap optimal. Menurut pakar kesehatan, kadar normal kalsium dalam darah berkisar antara 8,8 mg/dL hingga 10,4 mg/dL, meski setiap laboratorium bisa memiliki standar berbeda.
Untuk mencegah hipokalsemia, Anda dapat memenuhi kebutuhan kalsium dari susu dan turunannya, ikan, serta sereal yang diperkaya kalsium. Namun, bagi beberapa orang, suplementasi tambahan mungkin diperlukan agar kadar kalsium tetap stabil. Mengenali tanda-tanda awal kekurangan kalsium menjadi langkah penting agar masalah ini bisa segera ditangani.
Salah satu tanda paling umum dari kekurangan kalsium adalah kesemutan atau mati rasa pada ujung jari tangan dan kaki. Kondisi ini terjadi karena kalsium berperan dalam menjaga fungsi sistem saraf pusat. Saat kadar kalsium menurun, transmisi sinyal saraf terganggu sehingga muncul sensasi geli atau kebas di area ekstremitas tubuh. Jika dibiarkan, gejala ini bisa berkembang menjadi keluhan yang lebih berat seperti gangguan koordinasi dan kelemahan otot.
Baca Juga : Kasus DJ Panda Laporan Erika Carlina Resmi Naik ke Tahap Penyidikan, Polisi Jadwalkan Pemeriksaan
Selain memengaruhi saraf, kekurangan kalsium juga berdampak pada tingkat energi tubuh. Banyak penderita hipokalsemia yang mengeluhkan rasa lelah berlebihan tanpa sebab yang jelas. Hal ini disebabkan oleh kurangnya nutrisi pada sel tubuh yang menghambat proses metabolisme energi. Akibatnya, tubuh terasa lemah, mudah lesu, dan sulit berkonsentrasi. Dalam jangka panjang, kelelahan kronis bisa memengaruhi produktivitas dan kesehatan mental seseorang.
Kalsium bukan hanya penting untuk tulang, tetapi juga untuk fungsi kontraksi dan relaksasi otot. Saat kadar kalsium menurun, otot kehilangan kemampuan berkontraksi secara normal. Gejala yang muncul bisa berupa nyeri, kaku, hingga kejang otot terutama di bagian kaki dan tangan. Pada beberapa kasus, penderita bahkan mengalami tremor ringan akibat gangguan aktivitas listrik pada otot. Kondisi ini bisa dicegah dengan menjaga asupan kalsium harian yang cukup melalui makanan bergizi seimbang.
Tak banyak yang tahu bahwa kekurangan kalsium juga dapat memengaruhi fungsi otak dan daya pikir. Beberapa orang mungkin mengalami gejala seperti pusing, sulit fokus, hingga brain fog atau rasa kebingungan. Berdasarkan penelitian dari Cleveland Clinic, asupan kalsium yang mencukupi dapat membantu menjaga kestabilan fungsi otak dan mendukung kesehatan mental. Oleh karena itu, menjaga kadar kalsium tetap seimbang bukan hanya penting bagi fisik, tetapi juga untuk kesejahteraan psikologis.
Lebih dari 99 persen kalsium dalam tubuh tersimpan di tulang dan gigi, sehingga kekurangan mineral ini bisa menyebabkan gigi rapuh dan tulang melemah. Dalam jangka panjang, enamel gigi bisa menipis, meningkatkan risiko gigi berlubang bahkan rontok. Sementara itu, tulang yang kekurangan kalsium berisiko mengalami osteopenia atau bahkan osteoporosis, terutama pada usia lanjut. Gejala ini sering kali baru terasa setelah tulang mengalami patah akibat rapuh.
Kadar kalsium rendah juga dapat berdampak pada kesehatan mata, salah satunya meningkatkan risiko katarak. Kondisi ini menyebabkan lensa mata menjadi keruh dan penglihatan berangsur kabur. Selain itu, kekurangan kalsium juga dikaitkan dengan kemungkinan degenerasi makula, yaitu penurunan fungsi penglihatan tengah yang sering dialami lansia. Perubahan penglihatan ini berkembang perlahan, sehingga penting untuk rutin melakukan pemeriksaan mata dan menjaga asupan kalsium.
Menurut laporan Medical News Today, kekurangan kalsium berpotensi memicu gangguan suasana hati, termasuk depresi dan kecemasan. Hal ini terjadi karena kalsium berperan dalam pengaturan impuls saraf dan produksi hormon yang memengaruhi mood. Meskipun hubungan langsungnya masih diteliti lebih lanjut, gejala depresi yang disertai keluhan fisik seperti lelah dan nyeri otot bisa menjadi tanda tubuh kekurangan kalsium. Segera konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala tersebut.
Seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 30 tahun, tulang mulai kehilangan kalsium secara alami. Tanpa asupan gizi seimbang, tubuh akan mengambil cadangan kalsium dari tulang, menyebabkan massa tulang menurun dan berisiko osteoporosis. Kondisi ini sering kali tidak menimbulkan gejala hingga seseorang mengalami patah tulang secara tiba-tiba. Untuk mencegahnya, konsumsi makanan kaya kalsium seperti susu, keju, yoghurt, ikan sarden, dan sayuran hijau sangat dianjurkan.
Menjaga keseimbangan kalsium bukan hanya soal pola makan, tetapi juga gaya hidup sehat. Pastikan tubuh mendapat paparan sinar matahari cukup untuk membantu penyerapan vitamin D, yang berperan penting dalam metabolisme kalsium. Hindari kebiasaan seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan kafein berlebih karena dapat menghambat penyerapan kalsium. Bila perlu, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah Anda memerlukan suplemen tambahan sesuai kondisi kesehatan.