Foomer Official – Banyak orang mengira nyeri punggung muncul karena usia, posisi tidur, atau aktivitas berat. Padahal, sumber masalahnya bisa berasal dari kebiasaan sederhana: terlalu lama duduk. Saat tubuh jarang bergerak, otot bokong atau gluteus perlahan melemah dan kehilangan fungsi alaminya. Kondisi ini sering disebut gluteal amnesia atau “dead butt syndrome”. Ketika gluteus tidak aktif, tubuh tetap harus bergerak, sehingga otot punggung bawah terpaksa mengambil alih beban kerja. Dalam jangka panjang, kompensasi ini memicu ketegangan, pegal kronis, hingga nyeri punggung yang sulit sembuh. Ironisnya, masalah ini tidak hanya dialami pekerja kantoran. Atlet dan orang yang rutin berolahraga pun bisa mengalaminya jika pola geraknya keliru. Nyeri punggung pun muncul diam-diam, berkembang perlahan, dan sering disalahartikan sebagai masalah sepele.
Mengapa Otot Bokong Sangat Penting bagi Tubuh
Otot bokong bukan sekadar pembentuk postur atau estetika tubuh. Gluteus berperan besar sebagai penopang utama saat berjalan, berdiri, naik tangga, hingga mengangkat beban. Saat otot ini bekerja optimal, tekanan pada tulang belakang dan lutut menjadi lebih seimbang. Namun ketika gluteus melemah, stabilitas tubuh terganggu. Otot lain seperti punggung bawah dan hamstring harus bekerja lebih keras dari seharusnya. Inilah yang menjadi awal berbagai keluhan muskuloskeletal. Para ahli menyebutkan bahwa gluteus adalah “rem pengaman” bagi tubuh bagian bawah. Tanpa fungsi yang baik, risiko nyeri punggung, lutut, hingga cedera serius seperti ACL meningkat. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari peran penting ini hingga rasa nyeri mulai mengganggu aktivitas harian dan kualitas hidup.
“Baca Juga : Tips Bertahan di Diet Low-Carb Saat Acara Sosial Tanpa Merasa Tersisih“
Gluteal Amnesia, Ketika Otak “Melupakan” Otot Bokong
Istilah gluteal amnesia menggambarkan kondisi ketika otak tidak lagi mengaktifkan otot bokong secara optimal. Profesor Stuart McGill menjelaskan bahwa nyeri jangka panjang dapat mengacaukan sinyal saraf antara otak dan otot. Saat seseorang mengalami nyeri, tubuh secara alami mencari jalur gerakan alternatif yang terasa lebih “aman”. Akibatnya, pola gerak berubah. Meski nyeri awal telah mereda, otak tetap mempertahankan kebiasaan lama tersebut. Gluteus pun semakin jarang digunakan. Lama-kelamaan, otot ini seolah “terlupakan”. Inilah yang membuat nyeri punggung sering kambuh meski seseorang merasa sudah sembuh. Kondisi ini bukan berarti permanen, tetapi membutuhkan kesadaran dan latihan yang tepat untuk mengembalikan fungsi alami otot bokong.
Gejala Nyeri Punggung akibat Gluteus Lemah
Nyeri punggung akibat gluteus lemah sering muncul dengan tanda yang tidak spesifik. Rasa pegal biasanya terasa di punggung bawah setelah duduk lama atau beraktivitas ringan. Beberapa orang juga mengeluhkan nyeri lutut, pinggul terasa kaku, atau cepat lelah saat berjalan. Saat berolahraga, beban terasa lebih berat di punggung daripada di bokong. Dalam beberapa kasus, nyeri muncul bertahun-tahun tanpa penyebab yang jelas. Kondisi ini sering membuat penderita frustasi karena hasil pemeriksaan tulang belakang tampak normal. Padahal sumbernya ada pada otot yang jarang diperhatikan. Mengenali gejala ini sejak dini penting agar nyeri tidak berkembang menjadi masalah kronis yang mengganggu mobilitas dan produktivitas sehari-hari.
“Baca Juga : Snack Low-Carb Sehat untuk Siang Hari: Teman Setia Energi Tanpa Rasa Bersalah“
Cara Sederhana Mengenali Fungsi Otot Bokong
Mengetahui apakah otot bokong bekerja dengan baik sebenarnya bisa dilakukan sendiri di rumah. Salah satu tes sederhana adalah single-leg glute bridge. Tes ini membantu mengenali otot mana yang paling dominan saat tubuh bergerak. Jika kontraksi lebih terasa di hamstring atau punggung bawah, itu tanda gluteus belum aktif optimal. Banyak orang terkejut saat menyadari tubuh mereka “mengandalkan” otot yang salah. Ketidakseimbangan ini umum terjadi dan bisa berbeda antara sisi kiri dan kanan. Tes sederhana ini bukan untuk mendiagnosis, tetapi menjadi alarm awal agar seseorang lebih peka terhadap cara tubuhnya bergerak dan bekerja.
Aktivasi Gluteus sebagai Kunci Mengurangi Nyeri
Mengatasi nyeri punggung akibat gluteus lemah bukan sekadar dengan pijat atau obat pereda nyeri. Kuncinya ada pada aktivasi ulang otot bokong. Latihan sederhana seperti glute bridge, hip thrust, dan squat dengan teknik benar membantu otak “mengingat” kembali fungsi gluteus. Selain itu, mengurangi durasi duduk dan memperbanyak gerakan ringan sangat dianjurkan. Transisi kecil seperti berdiri setiap 30 menit atau mengubah posisi duduk sudah memberi dampak positif. Dengan gluteus yang aktif, beban tubuh kembali terdistribusi dengan baik. Nyeri punggung pun perlahan berkurang, bukan karena ditutupi, tetapi karena sumber masalahnya benar-benar ditangani.