Foomer Official – Stroke tidak lagi hanya menyerang usia lanjut. Kini, banyak kasus stroke terjadi pada mereka yang berusia di bawah 45 tahun. Fenomena ini mengejutkan dunia medis. Banyak orang muda tampak sehat, tetapi ternyata menyimpan risiko tersembunyi. Perubahan gaya hidup serta faktor genetik menjadi penyebab utama. Kombinasi dari keduanya dapat mempercepat kerusakan pembuluh darah. Inilah mengapa penting memahami lebih dalam akar permasalahannya.
Makanan cepat saji, gorengan, serta minuman tinggi gula memperbesar risiko stroke. Lemak jenuh dan kolesterol akan menyumbat pembuluh darah. Garam berlebih menyebabkan tekanan darah meningkat secara perlahan. Banyak orang muda mengabaikan hal ini. Mereka merasa tubuh masih kuat, padahal proses kerusakan telah dimulai. Jika pola makan ini berlanjut bertahun-tahun, risiko stroke pun semakin besar. Terutama jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik rutin.
“Baca Juga : Konflik Nursyah dan Indah Permatasari: Bagaimana Awalnya?”
Gaya hidup sedentari sangat umum di kalangan generasi muda. Duduk berjam-jam di depan layar menjadi rutinitas. Jarang bergerak memperlambat sirkulasi darah. Lemak lebih mudah menumpuk di sekitar arteri. Otot jantung juga tidak terlatih untuk memompa darah dengan optimal. Akibatnya, tubuh jadi rentan terhadap tekanan darah tinggi. Kondisi ini memperbesar peluang pecahnya pembuluh darah di otak. Bahkan tanpa gejala awal yang signifikan, stroke bisa datang tiba-tiba.
Kebiasaan merokok tetap menjadi musuh utama kesehatan pembuluh darah. Nikotin mempersempit arteri dan mempercepat pengerasan dinding pembuluh. Alkohol dalam jumlah berlebihan juga merusak organ hati dan memperburuk sirkulasi. Banyak anak muda merokok dan minum alkohol secara sosial. Namun, dampaknya bersifat akumulatif. Dalam lima sampai sepuluh tahun, efeknya akan terasa. Stroke usia muda pun menjadi konsekuensi yang nyata dan mengerikan.
“Simak juga: Djaka Budi Dikejar Target Rp201,6 Triliun dari Bea Cukai”
Tuntutan hidup yang tinggi membuat banyak anak muda mengalami stres kronis. Kecemasan, depresi, dan tekanan kerja mempercepat peningkatan tekanan darah. Ditambah pola tidur tidak teratur, tubuh tidak punya waktu pulih. Kortisol sebagai hormon stres terus berada di level tinggi. Hal ini menyebabkan inflamasi kronis di pembuluh darah. Tanpa disadari, otak menjadi sasaran pertama dari kondisi ini. Risiko stroke meningkat secara signifikan dalam waktu singkat.
Meski gaya hidup sehat, seseorang tetap bisa terserang stroke. Jika dalam keluarga ada riwayat stroke, risiko akan meningkat. Faktor genetik memengaruhi elastisitas pembuluh darah dan sistem pembekuan darah. Kadang, kelainan jantung bawaan pun tidak terdeteksi sejak dini. Kombinasi genetik dan gaya hidup buruk mempercepat datangnya penyakit. Oleh karena itu, penting untuk mengenali riwayat medis keluarga. Konsultasi rutin ke dokter menjadi langkah bijak.
Banyak orang muda tidak sadar bahwa mereka memiliki kolesterol tinggi. Bahkan tekanan darah tinggi pun kerap tak terdeteksi karena tak ada gejala. Tanpa pemeriksaan rutin, kondisi ini bisa berkembang diam-diam. Kolesterol akan membentuk plak di pembuluh otak. Tekanan darah tinggi memperbesar kemungkinan pecahnya pembuluh itu. Saat keduanya terjadi bersamaan, risiko stroke menjadi sangat tinggi. Ini bisa terjadi bahkan sebelum usia 35 tahun.
Waktu layar yang berlebihan juga memberi dampak buruk. Paparan cahaya biru dari layar gadget mengganggu produksi melatonin. Akibatnya, tidur menjadi tidak nyenyak dan tubuh gagal memulihkan diri. Selain itu, banyak orang makan sambil bermain ponsel. Hal ini memicu makan berlebihan tanpa sadar. Lemak dan kalori menumpuk lebih cepat. Sirkulasi darah menurun drastis karena posisi duduk terlalu lama. Kombinasi ini memicu pembekuan darah di otak.
Stroke pada perempuan muda sering dikaitkan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal. Terutama bagi yang memiliki kelainan pembekuan darah bawaan. Risiko meningkat jika dibarengi merokok atau migrain berat. Selain itu, perubahan hormon selama kehamilan atau pascamelahirkan juga berperan. Banyak kasus stroke justru muncul dalam masa nifas. Maka penting bagi perempuan untuk memperhatikan kondisi medis secara rutin. Terutama jika ada gejala seperti sakit kepala hebat atau kesemutan.