Foomer Official – Dalam beberapa tahun terakhir, produk herbal semakin populer karena diyakini lebih aman dan alami. Namun, tren ini berubah menjadi kekhawatiran besar setelah BPOM mengungkap temuan BKO berbahaya yang diselipkan tanpa izin dalam sejumlah produk. Banyak konsumen tidak menyadari bahwa efek cepat yang mereka rasakan sebenarnya berasal dari bahan kimia obat, bukan dari tumbuhan seperti yang diklaim. Karena itu, rasa aman yang melekat pada kata “herbal” justru menyesatkan masyarakat. Peringatan BPOM pada awal Desember 2025 memperlihatkan bahwa paparan BKO bisa memicu kerusakan organ vital, termasuk ginjal dan jantung. Temuan ini menjadi pengingat bahwa kehati-hatian sangat diperlukan, terutama karena banyak masyarakat masih memilih produk herbal tanpa memeriksa legalitasnya secara detail.
Risiko Serius BKO yang Mengancam Organ Tubuh
BPOM menjelaskan bahwa sebagian besar BKO yang ditemukan merupakan obat keras yang seharusnya hanya digunakan dengan pengawasan dokter. Namun, zat-zat ini sering dicampurkan ke dalam produk herbal demi memberikan efek instan. Misalnya, sildenafil dan tadalafil yang biasa digunakan untuk mengatasi disfungsi ereksi, kini justru ditemukan dalam produk stamina. Pengguna yang tidak memiliki pengetahuan medis bisa mengalami peningkatan tekanan darah, gangguan irama jantung, hingga kerusakan organ. Begitu juga dengan obat nyeri seperti paracetamol, natrium diklofenak, piroksikam, dan steroid, yang terbukti berbahaya ketika digunakan jangka panjang tanpa regulasi jelas. Karena sifatnya yang keras, konsumsi sembarangan dapat menimbulkan perdarahan lambung, gagal ginjal, hingga efek samping yang mengganggu kualitas hidup.
“Baca Juga : Low-Carb vs Low-Fat: Mana yang Lebih Efektif Menurunkan Berat Badan?“
Bahaya Zat Berbahaya pada Produk Pelangsing
Selain produk stamina dan pereda nyeri, BPOM juga menemukan BKO pada produk pelangsing yang beredar luas. Zat seperti sibutramin, bisakodil, dan furosemid sering digunakan untuk menurunkan berat badan dengan cepat. Namun, efek instan tersebut datang dengan risiko besar. Sibutramin meningkatkan potensi serangan jantung dan stroke, sementara bisakodil dapat memicu dehidrasi dan gangguan elektrolit. Di sisi lain, furosemid membuat tubuh kehilangan cairan secara drastis sehingga jantung bekerja lebih keras dari seharusnya. Produk-produk ini biasanya dijual dengan klaim “turun cepat” yang terdengar meyakinkan, namun efeknya sangat berbahaya jika dikonsumsi tanpa batasan. Dengan demikian, masyarakat perlu lebih bijak dalam memilih produk pelangsing agar kesehatan tidak menjadi taruhannya.
Puluhan Produk Herbal Positif Mengandung BKO
Sepanjang Oktober 2025, BPOM mengidentifikasi 32 produk herbal ilegal yang positif mengandung BKO. Dua produk tambahan juga dilaporkan oleh Badan POM Thailand, yang menunjukkan bahwa masalah ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Produk-produk tersebut umumnya beredar dengan janji hasil cepat, seperti meredakan pegal, meningkatkan vitalitas, dan mempercepat penurunan berat badan. Karena banyak dijual secara daring, konsumen sering tidak sadar bahwa mereka membeli produk yang berbahaya. Meskipun daftar produk tersebut menjadi perhatian, BPOM menekankan bahwa risiko sebenarnya terletak pada praktik pencampuran BKO yang masih terus terjadi. Karena itu, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan mengecek izin edar sebelum membeli.
“Baca Juga : Diet Air Putih dan Efeknya pada Berat Badan: Antara Mitos dan Realita“
Mengapa Praktik Pencampuran BKO Terus Terjadi
Menurut Kepala BPOM, Taruna Ikrar, pencampuran BKO dalam produk herbal merupakan bentuk kecurangan yang bertujuan mengecoh konsumen. Produsen nakal memanfaatkan anggapan bahwa produk herbal selalu aman, sehingga mereka menyelipkan obat keras demi memberikan efek cepat. Padahal, penggunaan obat kimia tanpa dosis yang tepat dapat menyebabkan dampak fatal. Selain itu, penjualan daring membuat pengawasan menjadi lebih sulit. Alhasil, banyak produk berbahaya tetap lolos ke pasaran. Praktik ini menunjukkan betapa pentingnya edukasi kesehatan bagi masyarakat. Karena itu, konsumen harus kritis dalam memilih produk dan tidak tergiur klaim instan yang terlalu sempurna untuk menjadi kenyataan.
Dampak Jangka Panjang terhadap Kesehatan Masyarakat
Ketika produk herbal mengandung BKO dikonsumsi dalam jangka panjang, dampaknya bisa sangat serius. Kerusakan ginjal adalah salah satu risiko terbesar, karena organ ini bekerja keras menyaring zat kimia yang tidak seharusnya masuk ke tubuh. Selain itu, jantung juga dapat mengalami gangguan ketika zat-zat tersebut memengaruhi tekanan darah dan detak jantung. Dalam banyak kasus, efek samping ini muncul diam-diam dan baru terasa ketika kondisinya sudah parah. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih hati-hati dan memerhatikan reaksi tubuh setelah mengonsumsi produk herbal. Edukasi yang benar dapat membantu konsumen menghindari risiko besar dan menjaga kesehatan jangka panjang.
Langkah Aman untuk Menghindari Produk Berbahaya
Sebagai langkah pencegahan, BPOM mendorong masyarakat untuk selalu memeriksa izin edar sebelum membeli produk herbal. Selain itu, membeli dari toko resmi atau apotek dapat mengurangi risiko mendapatkan produk ilegal. Jika suatu produk menjanjikan hasil yang terlalu cepat, masyarakat perlu lebih waspada. Konsultasi dengan tenaga kesehatan adalah pilihan terbaik untuk mencegah dampak jangka panjang. Karena pada akhirnya, kesehatan adalah aset terbesar yang tidak boleh dikorbankan demi hasil instan. Dengan sikap lebih kritis dan teliti, masyarakat bisa terhindar dari bahaya BKO dan tetap mendapatkan manfaat produk herbal yang benar-benar aman.