Foomer Official – KTT BRICS ke-16 akan segera diselenggarakan di Rusia, membawa harapan baru bagi kerjasama ekonomi dan politik antar negara anggota. BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, menjadi salah satu forum internasional terkemuka yang memfokuskan diri pada kerjasama antara negara berkembang. Dengan pertemuan kali ini, BRICS berupaya memperkuat posisi mereka dalam menghadapi berbagai tantangan global. Mari kita lihat lebih dekat apa itu BRICS dan apa tujuan besarnya.
BRICS merupakan singkatan dari Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, lima negara yang mewakili kekuatan ekonomi berkembang terbesar di dunia. Forum ini pertama kali dibentuk pada tahun 2009 (awalnya hanya BRIC), dan kemudian diperluas dengan masuknya Afrika Selatan pada 2010, yang menambahkan huruf “S” dalam singkatannya. Kelima negara ini berbagi visi untuk menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan seimbang, terutama dalam bidang ekonomi dan politik.
“Baca juga : Mengintip Garasi Nasaruddin Umar, Imam Besar Istiqlal yang Menjadi Menteri Agama.“
KTT pertama BRIC diadakan di Rusia pada tahun 2009, di mana para pemimpin negara membahas dampak krisis keuangan global dan mencari cara untuk memperkuat kerjasama ekonomi. Sejak itu, pertemuan tahunan terus dilakukan dengan topik-topik yang beragam, mulai dari keamanan, lingkungan, hingga pembangunan berkelanjutan. KTT ke-16 kali ini diharapkan menjadi forum untuk membahas tantangan global yang semakin kompleks.
Sejak berdirinya, BRICS telah memainkan peran penting dalam memperjuangkan hak dan kepentingan negara berkembang. Dengan populasi yang mencapai hampir 3,2 miliar orang atau sekitar 40% dari populasi dunia, serta perekonomian yang mencakup lebih dari 25% dari GDP global, BRICS memiliki kapasitas untuk mempengaruhi kebijakan ekonomi dan politik internasional.
Pada pertemuan ini, isu-isu seperti stabilitas ekonomi global, perubahan iklim, dan tantangan kesehatan global diperkirakan akan menjadi agenda utama. Selain itu, diskusi mengenai penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan antar anggota juga diantisipasi menjadi topik yang menonjol, sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.
Di tengah ketegangan geopolitik, seperti konflik Rusia-Ukraina dan perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat, peran BRICS menjadi semakin signifikan. Pertemuan ini diharapkan dapat memperkuat solidaritas di antara negara anggota dalam menghadapi tekanan dari negara-negara Barat dan mencari solusi alternatif bagi pertumbuhan ekonomi global.
Melalui KTT ke-16, BRICS bertujuan untuk mempererat kerjasama di berbagai bidang, termasuk perdagangan, investasi, teknologi, dan pendidikan. Selain itu, forum ini diharapkan dapat mendorong inisiatif untuk menciptakan sistem keuangan global yang lebih inklusif dan adil bagi negara berkembang.
BRICS bertujuan untuk memperdalam kerjasama ekonomi dengan mendorong perdagangan intra-BRICS dan investasi antar negara anggota. Dengan sumber daya alam yang melimpah dan populasi besar, mereka memiliki potensi untuk membangun ekonomi yang lebih mandiri dan terintegrasi.
Salah satu tujuan utama BRICS adalah memperjuangkan reformasi dalam sistem keuangan internasional, terutama dalam struktur lembaga-lembaga seperti IMF dan Bank Dunia, yang dianggap terlalu didominasi oleh negara-negara Barat. BRICS juga berupaya memperkuat Bank Pembangunan Baru (New Development Bank) sebagai alternatif bagi pembiayaan proyek-proyek infrastruktur di negara berkembang.
Melalui peran aktifnya, BRICS berupaya memperkuat posisi negara berkembang dalam berbagai organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dengan mengadvokasi kebijakan yang lebih inklusif dan adil.
Sebagai ekonomi terbesar di dunia berkembang, negara-negara BRICS memiliki kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi global. Produksi industri, konsumsi energi, dan ekspor komoditas mereka sangat mempengaruhi pasar global.
Dengan Rusia sebagai eksportir energi utama dan Brasil serta Afrika Selatan sebagai pemasok komoditas penting, BRICS memiliki pengaruh besar terhadap harga pasar energi dan bahan mentah. Ini memberi mereka posisi strategis dalam menentukan kebijakan ekonomi global.
Selain fokus ekonomi, BRICS juga memprioritaskan kerjasama dalam bidang teknologi dan inovasi, terutama dalam pengembangan teknologi hijau dan digitalisasi untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Amerika Selatan, Brasil membawa pengaruh signifikan dalam kerjasama regional dan internasional.
Rusia memiliki peran penting sebagai eksportir energi dan penentu kebijakan geopolitik global.
India menjadi pusat pengembangan teknologi dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Sebagai kekuatan ekonomi global, Cina memainkan peran besar dalam perdagangan internasional dan investasi infrastruktur.
Sebagai satu-satunya anggota dari Afrika, negara ini membawa perspektif unik dan memperkuat posisi BRICS di benua tersebut.
Perbedaan skala ekonomi dan kekuatan politik di antara negara anggota dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam pengambilan keputusan.
Masalah domestik, seperti korupsi dan ketidakstabilan politik, seringkali menghambat efektivitas kebijakan kolektif.
Beberapa pihak mempertanyakan sejauh mana BRICS telah berhasil dalam mencapai tujuannya sejak pembentukannya.