Foomer Official – SPBU Vivo kembali jadi sorotan publik setelah menurunkan harga bahan bakar Revvo 90. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak. Terutama karena dilakukan saat harga BBM lainnya masih stabil. Penurunan harga diumumkan secara resmi melalui media sosial. Dalam waktu singkat, kabar ini menyebar luas. Antrean kendaraan di SPBU Vivo pun mulai terlihat meningkat. Banyak konsumen merasa diuntungkan oleh langkah ini. Mereka menganggap Vivo lebih berpihak pada kebutuhan rakyat. Terutama bagi pengguna kendaraan roda dua dan menengah ke bawah.
Revvo 90 kini dijual dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Sebelumnya, harganya berada di kisaran Rp12.000 per liter. Kini diturunkan menjadi Rp11.000 atau bahkan lebih murah di beberapa daerah. Konsumen menyambut gembira kebijakan tersebut. Banyak yang mengaku beralih dari BBM jenis lain ke Revvo 90. Terutama karena kualitasnya dianggap tidak kalah dengan Pertalite. Bahkan beberapa pengemudi ojek online merekomendasikan Revvo 90 karena lebih irit. Langkah ini dinilai sangat strategis. Di tengah tekanan ekonomi, harga BBM menjadi faktor penting bagi masyarakat.
“Baca Juga : Bapanas Minta Pemda Gerak Cepat Siapkan Subsidi Pangan Pascamudik”
Langkah penurunan harga ini bukan kali pertama dilakukan Vivo. Perusahaan ini memang dikenal agresif dalam bersaing di pasar BBM. Sejak awal kemunculannya, Vivo selalu menempatkan harga sebagai senjata utama. Penyesuaian harga dilakukan berdasarkan tren pasar dan kebutuhan konsumen. Selain harga, Vivo juga mengedepankan kualitas dan layanan cepat. Banyak SPBU Vivo dilengkapi fasilitas modern dan ramah pengguna. Strategi ini berhasil menarik konsumen loyal yang sebelumnya hanya mengenal SPBU plat merah. Dalam waktu singkat, Vivo telah membangun citra positif di mata publik.
Media sosial ramai dengan respons positif terhadap langkah Vivo. Banyak pengguna Twitter dan Instagram mengunggah pengalaman mereka membeli Revvo 90. Bahkan tagar #Revvo90 sempat trending selama beberapa jam. Warganet memuji keberanian Vivo dalam menurunkan harga saat kompetitor masih stagnan. Beberapa juga menyarankan pemerintah untuk mendukung persaingan sehat antar SPBU. Sebagian pengguna merasa bahwa adanya pilihan seperti Vivo membuat pasar lebih adil. Tak sedikit pula yang berharap SPBU Vivo diperbanyak di luar kota besar. Respons ini menunjukkan bahwa masyarakat merindukan alternatif BBM yang lebih terjangkau.
“Simak juga: Fitur Xiaomi untuk Privasi: Kunci dan Sembunyikan Aplikasi”
Penurunan harga Revvo 90 diyakini akan berdampak langsung pada persaingan industri BBM. SPBU lain, terutama yang menjual Pertalite dan Pertamax, mungkin harus mengevaluasi harga. Jika tidak, konsumen bisa berpindah ke SPBU alternatif seperti Vivo. Kondisi ini dapat mendorong persaingan harga dan kualitas yang lebih sehat. Bagi konsumen, tentu ini menjadi kabar baik. Mereka mendapat lebih banyak pilihan tanpa harus mengorbankan kualitas. Vivo sendiri menyatakan bahwa langkah ini adalah bagian dari komitmen melayani masyarakat. Dengan harga yang kompetitif, mereka ingin memperluas pangsa pasar secara berkelanjutan.
Melihat antusiasme masyarakat, Vivo berencana memperluas jaringan SPBU-nya. Saat ini, sebagian besar SPBU Vivo masih terkonsentrasi di kota-kota besar. Ekspansi ke wilayah pinggiran menjadi target selanjutnya. Namun, tantangan tetap ada. Persaingan dengan pemain lama dan keterbatasan lahan menjadi kendala utama. Selain itu, regulasi pemerintah soal BBM non-subsidi juga harus diperhatikan. Meski demikian, Vivo optimistis bisa terus tumbuh. Mereka percaya bahwa dengan harga bersaing dan layanan prima, pasar akan menerima mereka. Konsumen kini lebih cerdas dalam memilih. Harga bukan satu-satunya faktor, tapi juga efisiensi dan pengalaman layanan.