Foomer Official – Saat Aceh diterjang banjir bandang dan tanah longsor, Pertamina Patra Niaga bergerak cepat untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat tetap terpenuhi. Dalam situasi yang serba genting, perusahaan ini langsung menyalurkan bantuan kemanusiaan ke 18 kabupaten yang terdampak paling parah. Di tengah data korban yang terus bertambah, bantuan tersebut menjadi sumber harapan bagi warga yang kehilangan tempat tinggal maupun akses komunikasi. Wakil Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Achmad Muchtasyar, hadir langsung untuk menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Pemerintah Aceh. Melalui langkah ini, Pertamina ingin memastikan bahwa energi, logistik, dan dukungan moral selalu mengalir ke daerah yang sedang berjuang bangkit dari bencana.
Bantuan Kemanusiaan Menembus Akses yang Terputus
Achmad menjelaskan bahwa bantuan yang dikirim mencakup makanan, obat-obatan, kebutuhan pokok, hingga perangkat telekomunikasi untuk posko evakuasi. Semua ini disiapkan karena kondisi di lapangan masih sangat terbatas. Banyak jalan dan jembatan rusak, membuat distribusi darat terhambat. Namun, Pertamina memilih tidak menyerah dan mencari jalur alternatif demi memastikan bantuan tidak terlambat tiba. Setiap paket logistik diprioritaskan untuk menjangkau warga yang terisolasi. Bagi sebagian korban, bantuan tersebut menjadi pegangan pertama setelah kehilangan rumah dan akses hidup mereka. Dengan koordinasi intensif bersama Pemerintah Aceh, proses distribusi terus diupayakan agar semakin merata.
“Baca Juga : Shell dan Pertamina: BBM Impor Siap Mengalir ke SPBU Indonesia”
Menjamin Ketersediaan Energi untuk Evakuasi dan Layanan Publik
Selain logistik, Pertamina Patra Niaga menempatkan pemulihan energi sebagai prioritas utama. Bahan bakar minyak dan LPG menjadi kebutuhan penting untuk rumah sakit, operasi pencarian, kantor pemerintahan, hingga dapur umum yang melayani ribuan pengungsi. Tanpa suplai energi yang stabil, proses evakuasi dan penyelamatan akan terhambat. Achmad menegaskan bahwa energi merupakan nadi bagi setiap aktivitas dalam masa darurat. Oleh karena itu, tim Pertamina bekerja siang malam untuk memastikan SPBU kembali beroperasi meski menghadapi berbagai hambatan teknis. Keberlanjutan pasokan energi dianggap sebagai fondasi agar Aceh bisa bergerak menuju pemulihan yang lebih cepat.
Distribusi Lewat Udara dan Laut untuk Menjangkau Area Terpencil
Karena jalur darat masih sulit dilalui, Pertamina menyiapkan distribusi udara dengan dukungan TNI. Helikopter membawa tabung LPG dan BBM ke wilayah yang terputus dari pusat kota. Selain itu, Kapal Aceh Hebat Dua dikerahkan untuk mendistribusikan LPG melalui jalur laut. Metode ini terbukti mampu menjangkau daerah pesisir yang sebelumnya tidak tersentuh bantuan. Keputusan untuk membuka banyak jalur distribusi menunjukkan ketegasan Pertamina dalam merespons keadaan darurat. Aksi cepat ini juga mengurangi kekhawatiran masyarakat yang sempat panik karena kekurangan energi, terutama di lokasi yang belum tersambung kembali dengan jaringan listrik.
“Baca Juga : Harga Cabai di Sidoarjo Tembus Rp100.000: Pedagang Tertekan, Pembeli Menahan Diri”
Terima Kasih Pemerintah Aceh untuk Dukungan Energi
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Aceh, Syakir, menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan Pertamina Patra Niaga. Ia menegaskan bahwa suplai energi sangat vital di tengah kondisi komunikasi yang lumpuh. Saat listrik padam dan jaringan seluler terputus, masyarakat tidak hanya kehilangan kenyamanan, tetapi juga akses untuk meminta pertolongan. Kehadiran energi membuat berbagai layanan publik kembali aktif, mulai dari posko evakuasi hingga rumah sakit daerah. Syakir melihat bantuan ini bukan sekadar distribusi logistik, tetapi bentuk solidaritas nyata yang mampu menjadi pemicu semangat masyarakat Aceh untuk bangkit dari bencana besar.
Tantangan Multidimensi di Aceh dan Sumatera
Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara menorehkan luka mendalam. Berdasarkan laporan BNPB, ratusan orang meninggal dan banyak lainnya belum ditemukan. Ribuan rumah rusak, fasilitas umum hancur, dan akses antarwilayah terputus total. Situasi ini membawa dampak multidimensi: sosial, ekonomi, dan emosional. Di tengah kondisi tersebut, hadirnya suplai energi dan bantuan kemanusiaan menjadi sangat krusial untuk menjaga stabilitas kehidupan masyarakat. Upaya yang dilakukan Pertamina Patra Niaga menjadi bukti bahwa dukungan dari sektor energi mampu mempercepat pemulihan, sekaligus menguatkan kembali harapan warga yang sedang berjuang melewati masa sulit.
Langkah Kolaboratif untuk Pemulihan Lebih Cepat
Pemulihan Aceh tidak bisa dilakukan sendiri. Pertamina Patra Niaga menggandeng TNI, pemerintah daerah, relawan, dan berbagai elemen masyarakat untuk mempercepat pendistribusian energi dan bantuan logistik. Kolaborasi ini menjadi fondasi penting dalam menghadapi krisis yang begitu luas. Di lapangan, kerja sama lintas lembaga terlihat nyata saat bantuan dikirim melalui jalur udara dan laut. Setiap pihak memiliki peran vital demi menjaga agar roda kehidupan tetap bergerak. Semangat gotong-royong yang terbangun inilah yang memberi Aceh kekuatan tambahan untuk bangkit kembali. Melalui dukungan bertahap dan berkelanjutan, wilayah terdampak kini mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.