Foomer Official – Kasus infeksi cacing di ginjal manusia terdengar seperti kisah fiksi. Namun kenyataannya, kejadian ini benar-benar terjadi. Beberapa laporan medis baru-baru ini mengungkap adanya pasien yang mengalami infeksi cacing pada organ ginjal akibat pola makan sembarangan. Cacing yang biasanya ditemukan di usus, bisa bermigrasi ke organ lain. Terutama bila sistem imun lemah dan lingkungan tubuh mendukung. Ginjal yang seharusnya steril menjadi sarang parasit yang menyebabkan komplikasi serius. Kasus ini memperlihatkan pentingnya menjaga kebersihan makanan dan kebiasaan konsumsi yang sehat.
Kebiasaan mengonsumsi makanan mentah atau setengah matang sangat berisiko. Contohnya daging sapi yang tidak dimasak sempurna, ikan mentah seperti sashimi, atau lalapan tanpa pencucian bersih. Parasit seperti Strongyloides, Dioctophyme renale, dan Capillaria bisa saja tertelan dalam bentuk larva. Dalam beberapa kasus, larva ini tidak mati di lambung. Mereka menembus dinding usus dan masuk ke aliran darah. Dari situ mereka bisa berpindah ke berbagai organ termasuk ginjal. Di ginjal, mereka tumbuh dan menyebabkan kerusakan jaringan serta infeksi serius.
“Baca Juga : Menteri PU Kaji Ulang Peran Satgas Ibu Kota Baru”
Infeksi cacing di ginjal tidak selalu langsung menimbulkan gejala berat. Awalnya mungkin hanya berupa rasa nyeri pinggang sebelah, mual ringan, atau demam tanpa sebab jelas. Karena gejalanya mirip dengan infeksi saluran kemih biasa, banyak pasien yang terlambat mendapat diagnosa akurat. Dalam beberapa kasus, cacing yang sudah besar bahkan bisa terlihat dalam hasil CT scan atau saat operasi. Jika terlambat ditangani, infeksi ini bisa menyebabkan gagal ginjal, abses, bahkan penyebaran ke organ lain. Diagnosis dini menjadi sangat penting agar infeksi tidak berkembang.
Salah satu kasus terkenal terjadi di India. Seorang pria mengalami nyeri pinggang kronis dan berat badan turun drastis. Setelah dilakukan pemindaian, dokter menemukan cacing hidup di salah satu ginjalnya. Ginjal tersebut rusak parah dan harus diangkat. Kasus serupa juga pernah tercatat di Brasil dan Tiongkok. Di Indonesia, meski jarang diberitakan, beberapa dokter spesialis urologi menyebut pernah menemukan kasus serupa dalam jumlah kecil. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman ini bukan sekadar teori, tapi nyata dan bisa terjadi pada siapa saja yang abai terhadap kebersihan makanan.
“Simak juga: Pemberlakuan Kebijakan Baru untuk Perusahaan Migas Indonesia”
Penyebaran cacing ke organ dalam juga sangat terkait dengan sanitasi lingkungan. Air minum yang tidak bersih, toilet yang tidak higienis, serta kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan, memperbesar risiko penularan. Parasit bisa masuk lewat makanan, minuman, atau tangan yang terkontaminasi. Di daerah pedesaan atau kawasan dengan sanitasi buruk, risiko jauh lebih tinggi. Oleh karena itu, selain mengubah pola makan, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan tubuh.
Mencegah infeksi cacing bukan perkara rumit. Cukup dengan disiplin dalam kebersihan makanan dan kebiasaan sehari-hari. Selalu pastikan daging dimasak matang. Cuci sayur dan buah di air mengalir. Hindari jajan sembarangan di tempat yang meragukan. Selain itu, periksa kesehatan secara berkala, terutama jika mengalami keluhan ginjal atau infeksi berulang. Jangan lupa mengonsumsi obat cacing secara rutin, minimal enam bulan sekali. Terutama bagi anak-anak dan orang dewasa yang sering berinteraksi dengan hewan peliharaan.