Foomer Official – Sepatu bukan sekadar pelindung kaki, melainkan juga bagian dari gaya hidup. Adityalogy, kreator konten fesyen dan lifestyle, kerap berbagi cara merawat sepatu agar tetap awet. Salah satu poin penting yang ia tekankan adalah soal sirkulasi udara. Menurutnya, menjaga sirkulasi udara dalam tempat penyimpanan sepatu bisa mencegah bau dan jamur. Ini terutama berlaku untuk koleksi sneakers, kulit, dan suede. Banyak orang sering mengabaikan hal ini. Padahal, sepatu yang tidak mendapatkan ventilasi cukup bisa rusak lebih cepat. Adityalogy mengungkap bahwa kuncinya adalah konsistensi dalam perawatan harian.
Kebiasaan menyimpan sepatu di dalam kotak aslinya memang tampak rapi. Namun Adityalogy menyarankan untuk tidak terlalu lama menyimpannya dalam box. Kotak sepatu umumnya tidak punya lubang ventilasi yang memadai. Akibatnya, udara lembap terjebak dan menyebabkan jamur. Terlebih jika sepatu disimpan setelah dipakai dan belum benar-benar kering. Ia menyarankan agar sepatu diangin-anginkan dulu sebelum disimpan. Setelah itu, simpan di rak terbuka atau gunakan kotak transparan berlubang. Udara bisa bersirkulasi dengan baik, sehingga kelembapan tidak menumpuk. Ini penting terutama untuk sepatu berbahan kulit dan suede yang sensitif.
“Baca Juga : Gubernur BI Temui Prabowo di Istana, Ini Dugaan Agendanya”
Untuk menjaga sepatu tetap kering dan bentuknya awet, Adityalogy menyarankan dua benda wajib. Pertama adalah silica gel yang berfungsi menyerap kelembapan di sekitar sepatu. Silica gel bisa ditempatkan di dalam sepatu atau di rak penyimpanan. Gantilah secara berkala setiap dua minggu sekali. Kedua adalah shoe tree, alat untuk menjaga bentuk sepatu agar tidak mudah penyok. Shoe tree juga membantu sirkulasi udara di bagian dalam sepatu. Pilih shoe tree berbahan kayu cedar agar sepatu tetap wangi dan segar. Kayu cedar juga menyerap bau tak sedap dan menghalau serangga.
Adityalogy menekankan pentingnya membersihkan sepatu secara rutin. Ia menyarankan untuk tidak menunda membersihkan sepatu yang habis dipakai. Debu dan kotoran jika dibiarkan akan menempel lebih kuat dan merusak bahan. Untuk sneakers, cukup dilap dengan kain lembap. Gunakan sikat halus untuk bagian outsole atau area yang sulit dijangkau. Jika sepatu basah karena hujan, jangan dikeringkan langsung di bawah sinar matahari. Biarkan diangin-anginkan secara alami agar bahan tidak retak. Ini penting terutama untuk sepatu berbahan kulit sintetis atau canvas. Rutinitas pembersihan ini sebaiknya dilakukan malam hari.
“Simak juga: Peluang dan Risiko di Balik Rencana Kopdes Salurkan Bantuaan”
Untuk sepatu kulit, Adityalogy menyarankan memakai semir berkualitas. Hindari produk dengan bahan kimia keras yang bisa merusak warna dan tekstur. Oleskan semir tipis-tipis lalu lap dengan kain kering. Lakukan ini seminggu sekali. Sedangkan untuk sepatu berbahan suede atau nubuck, gunakan semprotan pelindung. Pilih spray anti-air dan anti-debu yang tidak membuat warna sepatu berubah. Semprotkan dari jarak sekitar 30 cm, lalu biarkan mengering. Hindari menyemprot bagian dalam sepatu, karena bisa mengganggu sirkulasi alami. Produk perawatan juga harus disesuaikan dengan jenis bahan sepatu.
Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan adalah menumpuk sepatu. Menurut Adityalogy, ini bisa membuat sepatu cepat penyok dan rusak bentuknya. Ia lebih menyarankan penggunaan rak bersusun dengan ventilasi baik. Pilih rak yang terbuat dari kayu atau besi ringan dengan desain terbuka. Rak tertutup justru menyulitkan sirkulasi udara. Jika ingin menggunakan kotak, pastikan kotak tersebut memiliki lubang kecil di beberapa sisi. Ventilasi akan mencegah sepatu jadi lembap dan bau. Jika ruang terbatas, bisa juga pakai gantungan dinding khusus untuk sepatu.