Foomer Official – bencana melanda Aceh, respons cepat menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Karena itu, Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI), Anggoro Eko Cahyo, turun langsung memimpin penyaluran 27 ton bantuan bagi warga terdampak. Bantuan ini tiba melalui Bandara Lhokseumawe dan dibagi menjadi dua tahap agar distribusinya lebih teratur. Kehadiran para direksi tidak hanya memastikan kelancaran proses, tetapi juga memberi dorongan moral bagi relawan dan pegawai BSI yang bekerja di lapangan. Selain itu, langkah ini menunjukkan komitmen BSI untuk berada di garis depan saat masyarakat menghadapi kesulitan. Dengan koordinasi yang rapi, bantuan tersebut diharapkan dapat segera menjangkau warga yang membutuhkan pertolongan.
Bantuan Kemanusiaan yang Menjawab Kebutuhan Mendesak
BSI menyiapkan berbagai bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan darurat masyarakat. Oleh sebab itu, paket yang dikirim mencakup sembako, beras, biskuit, susu, selimut, popok, obat-obatan, hingga perlengkapan salat. Selain kebutuhan dasar, BSI juga mengirimkan perahu karet untuk membantu mobilitas di area yang masih terendam. Tak berhenti di situ, mereka menyediakan alat komunikasi Starlink dan telepon satelit. Alat ini sangat penting karena beberapa wilayah kehilangan akses komunikasi. Dengan adanya perangkat tersebut, koordinasi penanganan bencana dapat berjalan lebih efektif. BSI berharap rangkaian bantuan ini dapat mempercepat proses evakuasi dan distribusi logistik di lapangan, terutama di desa-desa yang terisolasi.
“Baca Juga : Ratu Maxima Apresiasi Program BTN yang Ubah Sampah Rumah Tangga Menjadi Tabungan KPR”
Komitmen Pemulihan dan Kunjungan ke Kampus-kampus Aceh
Setelah menyerahkan alat komunikasi kepada Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, Anggoro melanjutkan kunjungan ke Universitas Syah Kuala dan UIN Ar-Raniry. Dengan cara ini, ia ingin melihat langsung kondisi lembaga pendidikan yang juga terdampak bencana. Selain itu, ia menegaskan bahwa BSI berkomitmen mempercepat pemulihan layanan, termasuk kantor cabang yang mengalami kerusakan. Menurut Anggoro, akses keuangan harus tetap tersedia agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan mendesak. Ia juga menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas situasi yang terjadi. Kunjungan ini menjadi simbol bahwa proses pemulihan tidak hanya melibatkan bantuan fisik, tetapi juga perhatian kepada dunia pendidikan sebagai fondasi masa depan Aceh.
Pendampingan Pegawai serta Penguatan Layanan di Masa Krisis
BSI menyadari bahwa bencana memengaruhi banyak aspek kehidupan masyarakat, termasuk pegawai dan nasabah. Oleh karena itu, mereka mengerahkan tim tambahan untuk mendampingi para pegawai yang terdampak langsung. Langkah ini penting agar operasional tetap berjalan meski situasi sulit. Selain pendampingan, tim di lapangan juga bertugas memastikan distribusi bantuan berlangsung lancar. Mereka bekerja menjaga layanan tetap tersedia bagi masyarakat yang membutuhkan transaksi mendesak. BSI ingin memastikan bahwa setiap orang tetap merasa aman, terutama saat mereka harus mengakses layanan keuangan di masa darurat. Melalui pendekatan ini, BSI berharap dapat menjaga stabilitas layanan perbankan di Aceh selama masa pemulihan.
“Baca Juga : OJK Tetapkan Batas Lima Tahun untuk Rekening Dormant”
Posko Kemanusiaan dan Imbauan Kewaspadaan untuk Masyarakat
Dalam masa darurat, informasi yang jelas sangat dibutuhkan. Karena itu, BSI mendirikan posko kemanusiaan di beberapa lokasi, seperti BSI KCP Meureudu 2, KC Simpang Empat Bireuen, Area Lhokseumawe, dan KCP Stabat. Posko ini menjadi pusat bantuan sekaligus tempat masyarakat mendapatkan informasi resmi. Di sisi lain, RCEO BSI Regional Aceh, Imsak Ramadhan, mengimbau masyarakat agar berhati-hati terhadap penipuan yang mengatasnamakan BSI. Hal ini penting karena kondisi darurat sering dimanfaatkan pihak tidak bertanggung jawab. Untuk memastikan layanan tetap berjalan, BSI menyediakan alternatif seperti BYOND, ATM, Net Banking, dan BSI Call 14040. Dengan demikian, masyarakat tetap dapat bertransaksi meski beberapa cabang belum pulih sepenuhnya.
Apresiasi Pemda Aceh atas Kepedulian BSI
Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, memberikan apresiasi kepada BSI atas langkah cepat dan kepedulian yang ditunjukkan. Menurutnya, bantuan yang dikirim tidak hanya meringankan beban masyarakat, tetapi juga memberi harapan di tengah kondisi yang sangat sulit. Hingga 1 Desember 2025, sekitar 65 persen outlet BSI di Aceh sudah kembali beroperasi. Meski demikian, beberapa kantor cabang masih terkendala listrik dan akses jalan. Pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan BSI untuk mempercepat pemulihan infrastruktur. Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih stabil. Di tengah proses pemulihan yang panjang, sinergi antara pemerintah dan BSI menjadi kekuatan penting bagi Aceh.
BSI dan Misi Kemanusiaan yang Lebih Luas untuk Aceh
Bencana ini kembali menunjukkan bahwa misi kemanusiaan BSI tidak berhenti pada penyaluran bantuan. Sebaliknya, mereka ingin hadir sebagai mitra masyarakat dalam menghadapi masa sulit. Upaya menghadirkan layanan alternatif, dukungan teknologi, dan pendampingan pegawai memperlihatkan bahwa komitmen mereka mencakup aspek jangka panjang. Selain itu, mereka berharap bantuan 27 ton ini dapat membuka jalan bagi proses pemulihan yang lebih cepat dan lebih terarah. Dengan bekerja bersama pemerintah dan masyarakat, BSI ingin memastikan bahwa Aceh tidak berjalan sendiri dalam menghadapi dampak bencana. Melalui gerakan kemanusiaan ini, BSI ingin menegaskan bahwa keberadaan mereka bukan hanya sebagai lembaga perbankan, tetapi juga sebagai bagian dari solusi bagi masyarakat yang membutuhkan.