Foomer Official – Program rumah gratis yang dicanangkan pemerintah untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah ternyata berdampak pada penurunan jumlah pembelian rumah. Banyak calon pembeli yang memutuskan untuk membatalkan pembelian rumah karena mengira mereka akan mendapatkan rumah secara gratis. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait (Ara), menanggapi fenomena ini dan menjelaskan bahwa meskipun ada beberapa kekhawatiran, program tersebut pada dasarnya memberikan manfaat besar bagi masyarakat yang membutuhkan rumah.
Menteri Maruarar Sirait mengungkapkan bahwa kebijakan penyediaan rumah murah dan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu merupakan upaya yang sangat positif. Dalam pernyataannya, Ara menekankan bahwa kebijakan ini didorong oleh niat pemerintah untuk memberikan harapan baru bagi mereka yang sebelumnya sulit membeli rumah. Meskipun banyak orang membatalkan booking rumah, Ara menganggap masyarakat harus bersyukur dengan adanya program seperti ini.
“Kami juga akan berusaha mengkonkretkan rencana kerja kami di bidang perumahan di tengah keterbatasan anggaran,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa pemerintah juga menerapkan berbagai kebijakan untuk mendukung ketersediaan rumah murah. Hal ini termasuk menggunakan lahan-lahan yang tidak terpakai dan dana CSR perusahaan swasta. Selain itu, pemerintah juga meningkatkan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan menghapus beberapa pajak terkait perizinan pembangunan rumah.
“Baca juga: Harga Mobil Baru Diprediksi Naik Rp 5 Jutaan dengan PPN 12 Persen”
Meski program rumah gratis ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat, pihak pengembang properti merasa terpengaruh karena penurunan minat pembelian rumah. Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI), Joko Suranto, melaporkan bahwa beberapa anggotanya mengalami penurunan calon konsumen hingga sekitar 30%. Banyak konsumen yang memilih untuk menunggu program rumah gratis atau bahkan membatalkan pembelian rumah yang sudah mereka rencanakan.
Menurut Joko, fenomena ini tidak hanya terjadi pada anggota REI saja, tetapi juga meluas ke seluruh industri properti. Hal ini menyebabkan kebingungan di kalangan pelaku industri properti. Mereka khawatir akan adanya penurunan penjualan rumah di tengah program pemerintah yang banyak menarik perhatian masyarakat. Masyarakat pun mulai bertanya-tanya dan mempertanyakan tentang kelayakan dan cara mendapatkan rumah gratis tersebut, yang memicu kekhawatiran di kalangan pengembang.
“Simak juga: Mentan Tinjau Sawah yang Dikunjungi Prabowo di Merauke: Panen Menjanjikan”
Di tengah protes dari pengembang, Ara menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya membuat kebijakan yang mendukung kesejahteraan rakyat. Termasuk dalam hal penyediaan rumah. Pemerintah berfokus pada pengembangan berbagai kebijakan yang memungkinkan masyarakat berpenghasilan rendah memiliki rumah, seperti penggunaan lahan bekas koruptor untuk proyek perumahan dan efisiensi anggaran dalam pembangunan rumah murah.
Selain itu, Menteri Perumahan juga menyebutkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan berbagai langkah untuk memastikan masyarakat memiliki akses lebih besar terhadap rumah yang layak dan terjangkau. Ara berharap dengan adanya kebijakan ini, rakyat kecil yang sebelumnya tidak pernah bermimpi memiliki rumah, kini bisa mewujudkan impian tersebut.
Dengan adanya berbagai kebijakan dan program ini, diharapkan dapat mengurangi ketimpangan dalam kepemilikan rumah dan menciptakan peluang yang lebih luas bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Meskipun terdapat kebingungan terkait rumah gratis, pemerintah tetap berkomitmen untuk terus memperbaiki sektor perumahan agar lebih inklusif dan bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat.