Foomer Official – Perjalanan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di pasar modal dimulai pada 10 November 2003, ketika perseroan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Saat itu, BRI menawarkan 3,81 miliar saham kepada publik dengan harga Rp875 per saham. Langkah ini menjadi tonggak penting dalam transformasi BRI sebagai bank milik negara yang semakin terbuka dan akuntabel. Keputusan untuk go public bukan sekadar strategi pendanaan, tetapi juga upaya membangun kepercayaan investor terhadap fondasi bisnis BRI. Sejak hari pertama perdagangan, saham BBRI langsung menarik perhatian pasar. Optimisme investor tumbuh seiring reputasi BRI sebagai bank dengan jaringan terluas dan fokus kuat pada sektor UMKM. Dari titik awal inilah, kisah pertumbuhan jangka panjang BBRI mulai terukir di lantai bursa.
Tren Pertumbuhan Harga Saham yang Konsisten
Dalam kurun lebih dari dua dekade, saham BBRI menunjukkan pola pertumbuhan yang relatif konsisten dan berkelanjutan. Dari harga IPO yang terbilang terjangkau, nilai saham BBRI kini tercatat meningkat hingga sekitar 48 kali lipat. Kenaikan ini tidak terjadi dalam semalam, melainkan melalui proses panjang yang dipengaruhi oleh kinerja keuangan, kepercayaan pasar, dan stabilitas bisnis. Sejak tahun-tahun awal, saham BBRI sudah mencerminkan optimisme investor jangka panjang. Fluktuasi memang terjadi, mengikuti dinamika ekonomi nasional dan global. Namun, arah besarnya tetap menunjukkan tren positif. Bagi investor ritel maupun institusi, saham BBRI kerap dipandang sebagai simbol investasi defensif dengan potensi pertumbuhan stabil, terutama karena basis bisnisnya yang kuat di sektor perbankan nasional.
“Baca Juga : The Fed Pangkas Suku Bunga: Sinyal Baru, Ruang Gerak Semakin Sempit”
Lonjakan Kapitalisasi Pasar dari Waktu ke Waktu
Pertumbuhan harga saham BBRI sejalan dengan lonjakan kapitalisasi pasar perseroan. Dalam empat tahun pertama setelah IPO, kapitalisasi pasar BRI sudah menembus Rp100 triliun, sebuah pencapaian signifikan pada masanya. Momentum ini terus berlanjut, dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp200 triliun pada 2013 dan Rp300 triliun pada 2015. Setiap fase pertumbuhan mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap strategi bisnis BRI. Memasuki era 2020-an, kapitalisasi pasar BBRI bahkan sempat menembus Rp700 triliun. Pada akhir 2023, harga saham yang mencapai Rp5.725 per saham mendorong kapitalisasi pasar ke kisaran Rp867 triliun. Angka ini menempatkan BRI sebagai salah satu emiten dengan nilai terbesar di Indonesia.
Peran Aksi Korporasi dalam Menjaga Likuiditas
Di balik perjalanan panjang tersebut, aksi korporasi memainkan peran penting dalam menjaga daya tarik saham BBRI. Perseroan tercatat melakukan dua kali stock split, yakni pada Januari 2011 dengan rasio 1:2 dan November 2017 dengan rasio 1:5. Langkah ini bertujuan menurunkan harga nominal saham agar lebih terjangkau bagi investor ritel, tanpa mengurangi nilai fundamental perusahaan. Selain stock split, rights issue dan kebijakan dividen juga menjadi instrumen strategis BRI untuk memperkuat struktur permodalan. Aksi-aksi ini menunjukkan komitmen manajemen dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan bisnis dan kepentingan pemegang saham. Dengan likuiditas yang terjaga, saham BBRI tetap aktif diperdagangkan dan relevan bagi berbagai segmen investor.
“Baca Juga : Shell dan Pertamina: BBM Impor Siap Mengalir ke SPBU Indonesia”
Ketahanan Fundamental di Tengah Fluktuasi Global
Sepanjang 2025, pergerakan saham BBRI memang diwarnai fluktuasi akibat ketidakpastian global dan tekanan ekonomi domestik. Meski demikian, banyak analis menilai fundamental BRI tetap solid. Per September 2025, kapitalisasi pasar BBRI tercatat sekitar Rp591,1 triliun, menempatkannya di peringkat 114 bank terbesar di dunia dan peringkat keempat di Asia Tenggara. Posisi ini mencerminkan skala bisnis dan ketahanan BRI di tengah tantangan. Fokus pada segmen UMKM, transformasi digital, serta pengelolaan risiko yang disiplin menjadi penopang utama kinerja jangka panjang. Bagi investor, fundamental yang kuat ini menjadi alasan mengapa saham BBRI tetap menarik meski pasar sedang bergejolak.
Konsistensi Strategi dan Nilai Jangka Panjang
Manajemen BRI menegaskan bahwa perjalanan panjang di pasar modal mencerminkan konsistensi strategi dan transformasi berkelanjutan. Corporate Secretary BRI menyampaikan bahwa pertumbuhan laba, aset, dan dividen menjadi bagian dari penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham. Memasuki usia ke-130 tahun, BRI tidak hanya berfokus pada kinerja finansial, tetapi juga pada keberlanjutan dan kontribusi ekonomi nasional. Konsistensi inilah yang membuat saham BBRI bertahan sebagai salah satu emiten pelat merah dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. Bagi investor jangka panjang, kisah BBRI di BEI bukan sekadar tentang angka, melainkan tentang kepercayaan yang dibangun perlahan dan dijaga selama lebih dari dua dekade.