Foomer Official – Operasional sektor Literasi Asuransi migas hilir berjalan di atas risiko yang tidak kecil, mulai dari kebakaran, ledakan, kerusakan aset bernilai tinggi, hingga tuntutan hukum dari pihak ketiga. Setiap hari, pengelola SPBU dan SPBE menghadapi potensi kerugian yang bisa terjadi tanpa peringatan. Namun dalam praktiknya, banyak pelaku usaha masih memandang risiko sebagai sesuatu yang bisa diatasi nanti, bukan dipersiapkan sejak awal. Asuransi kerap dianggap sekadar biaya tambahan, bukan bagian dari strategi bisnis. Padahal, satu insiden saja dapat menghentikan operasional dan menggerus modal yang dikumpulkan bertahun-tahun. Kesadaran inilah yang menjadi titik awal pentingnya literasi risiko. Tanpa pemahaman yang memadai, pelaku usaha rentan mengambil keputusan reaktif, bukan preventif. Di sinilah edukasi asuransi menjadi fondasi penting bagi keberlanjutan sektor migas hilir.
Inisiatif Askrindo Mendorong Kesadaran Asuransi
Melihat kondisi tersebut, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) mengambil langkah aktif dengan menggelar sosialisasi asuransi bersama Koperasi Pengusaha Nasional Minyak dan Gas Bumi (KOPANA MIGAS). Program ini dimulai dari wilayah Bandung dan menyasar langsung para pengelola SPBU serta SPBE. Pendekatan tatap muka dipilih agar dialog berjalan dua arah dan pelaku usaha dapat menyampaikan tantangan nyata yang mereka hadapi di lapangan. Askrindo tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga mengaitkan risiko dengan situasi operasional sehari-hari. Dengan cara ini, literasi asuransi diharapkan terasa relevan dan aplikatif. Sosialisasi ini menjadi ruang belajar bersama, tempat pelaku usaha memahami bahwa perlindungan bukan soal ketakutan, melainkan kesiapan menghadapi kemungkinan terburuk tanpa menghentikan roda bisnis.
“Baca Juga : Bakti BCA Hadir di Sumatera: Merajut Harapan Korban Banjir Lewat Bantuan Nyata”
Asuransi sebagai Strategi Keberlanjutan Usaha
Direktur Utama Askrindo, M. Fankar Umran, menegaskan bahwa asuransi seharusnya diposisikan sebagai bagian dari strategi pengelolaan risiko jangka panjang. Bagi sektor migas hilir yang bersifat strategis dan padat modal, perlindungan aset menjadi kunci keberlangsungan usaha. Tanpa asuransi, pelaku usaha berisiko kehilangan stabilitas keuangan saat terjadi insiden. Literasi yang baik membantu pelaku usaha memahami bahwa asuransi bukan sekadar pengganti kerugian, tetapi alat untuk menjaga kepercayaan mitra, perbankan, dan pemangku kepentingan lainnya. Dengan perlindungan yang tepat, pengusaha dapat beroperasi lebih tenang dan fokus pada pengembangan bisnis. Perspektif ini penting agar asuransi tidak lagi dipandang sebagai beban, melainkan investasi yang melindungi masa depan usaha.
Ragam Perlindungan Sesuai Karakter Risiko Migas Hilir
Dalam sosialisasi tersebut, Askrindo memperkenalkan berbagai produk asuransi yang dirancang sesuai karakter risiko migas hilir. Regional Office Head Class II Bandung Askrindo, Mohamad Wafdy, menjelaskan perlindungan seperti Property All Risk (PAR) untuk aset fisik, Asuransi Gempa Bumi (PSAGBI), hingga Liability Insurance untuk tuntutan hukum pihak ketiga. Selain itu, tersedia pula Asuransi Uang atau Money Insurance yang melindungi risiko kehilangan kas. Penjelasan ini membantu pelaku usaha memahami bahwa setiap risiko memiliki solusi spesifik. Tidak semua perlindungan harus diambil sekaligus, tetapi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan skala usaha. Pendekatan ini membuat asuransi terasa lebih fleksibel dan realistis bagi pelaku migas hilir yang selama ini ragu memulai perlindungan.
“Baca Juga : Sun Life Indonesia Hadirkan Harapan bagi Korban Banjir dan Longsor di Sumatra”
Transparansi Klaim untuk Bangun Kepercayaan
Salah satu hambatan utama literasi asuransi adalah persepsi bahwa proses klaim rumit dan berbelit. Menjawab hal tersebut, Askrindo menekankan pentingnya transparansi dan kemudahan klaim dalam setiap sosialisasi. Proses klaim dijelaskan secara terbuka, mulai dari pelaporan hingga penyelesaian. Direktur Bisnis Askrindo, Budhi Novianto, menyampaikan bahwa pemahaman mekanisme klaim membantu pelaku usaha merasa lebih aman dan percaya. Ketika klaim berjalan jelas dan adil, asuransi tidak lagi dipersepsikan sebagai janji kosong. Kepercayaan inilah yang menjadi fondasi hubungan jangka panjang antara perusahaan asuransi dan pelaku usaha. Dengan sistem yang transparan, asuransi berperan sebagai mitra, bukan sekadar penyedia produk.
Komitmen Lindungi Sektor Strategis Nasional
Melalui program literasi ini, Askrindo menegaskan komitmennya untuk melindungi sektor strategis nasional, termasuk migas hilir. Perlindungan asuransi tidak hanya berdampak pada satu pelaku usaha, tetapi juga pada stabilitas pasokan energi dan ekonomi nasional. Ketika pelaku usaha terlindungi, risiko gangguan operasional dapat diminimalkan. Askrindo melihat literasi sebagai langkah awal membangun ekosistem migas hilir yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Edukasi yang berkelanjutan diharapkan melahirkan pelaku usaha yang sadar risiko, siap menghadapi tantangan, dan mampu bertahan dalam berbagai situasi. Dengan demikian, asuransi menjadi bagian dari budaya bisnis yang sehat, bukan lagi pilihan terakhir saat masalah datang.