Daya Beli Lesu Tak Halangi Pertumbuhan KPR Danamon
Foomer Official – Di tengah situasi daya beli masyarakat yang melemah akibat tekanan ekonomi, PT Bank Danamon Indonesia Tbk tetap menunjukkan performa positif dalam penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Menariknya, pertumbuhan tersebut justru terjadi di segmen rumah mewah, sebuah ceruk pasar yang biasanya terpengaruh signifikan saat kondisi ekonomi melambat. Fakta ini menjadikan kinerja KPR Danamon sebagai anomali yang patut diperhatikan di industri perbankan.
Salah satu faktor kunci dari keberhasilan ini adalah strategi Danamon yang menjalin kerja sama erat dengan para pengembang properti asal Jepang. Dalam konferensi pers daring, Wakil Direktur Utama Danamon, Honggo Widjojo Kangmasto, menjelaskan bahwa kemitraan dengan developer Jepang memberikan keuntungan berupa captive market yang solid. Dengan fokus pada ekosistem properti premium, Danamon berhasil membangun jalur penyaluran kredit yang lebih stabil dan terarah.
Baca Juga : Pemprov DKI Hapus Sanksi Pajak Kendaraan Sambut HUT Jakarta dan RI
Selain menyasar proyek-proyek properti strategis, Danamon juga memperkuat pendekatan personal kepada nasabah premium. Hubungan jangka panjang dengan kalangan nasabah kelas atas dijaga melalui pelayanan eksklusif dan penawaran produk pembiayaan yang kompetitif. Hal ini menjadi faktor penting dalam menjaga loyalitas di tengah persaingan ketat antar bank dalam sektor KPR.
Meskipun fokus pada segmen rumah mewah, Danamon tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit. Honggo menegaskan bahwa pengajuan KPR dengan indikasi spekulatif akan ditolak. Perusahaan lebih memprioritaskan nasabah dengan kebutuhan nyata seperti pindah ke rumah yang lebih besar atau renovasi hunian. Pendekatan ini tidak hanya menjaga kualitas portofolio kredit, tetapi juga mendukung stabilitas sektor properti secara keseluruhan.
Secara umum, pasar properti residensial masih tertekan oleh inflasi tinggi dan suku bunga yang belum kembali normal sepanjang 2025. Namun, Danamon mampu mencatatkan pertumbuhan di saat banyak bank lain melambat. Ini menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, kerja sama internasional, dan segmentasi pasar yang jelas, peluang pertumbuhan tetap terbuka bahkan di masa sulit.