OJK Ungkap Modus Penipuan Keuangan dengan Teknologi AI yang Kian Canggih
Foomer Official – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali mengingatkan masyarakat mengenai ancaman kejahatan finansial yang kini melibatkan teknologi Artificial Intelligence (AI). Dalam konferensi pers RDKB Juni 2025, OJK menjelaskan bahwa pelaku penipuan mulai memanfaatkan teknologi untuk merekayasa suara dan wajah.
Menurut Friderica Widyasari, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK, pelaku penipuan kini menggunakan teknik voice cloning. Mereka meniru suara orang terdekat korban seperti keluarga atau teman. Peniruan suara ini dilakukan dengan bantuan teknologi AI.
Baca Juga : Pemblokiran Rekening Dormant Dinilai Langgar Hak Finansial Warga
“Pelaku scam merekam dan meniru suara seseorang. Mereka lalu berpura-pura menjadi orang yang dikenal korban,” jelas Friderica dalam konferensi pers virtual, Senin (4/8/2025).
Friderica menyebut maraknya penggunaan media sosial sebagai pemicu makin mudahnya penipuan ini. Banyak orang tanpa sadar mengunggah konten yang memuat suara asli mereka. Konten-konten tersebut menjadi bahan pembelajaran bagi sistem AI.
Dengan teknologi ini, hanya dari potongan suara pendek, scammer bisa membuat simulasi suara yang sangat mirip. Korban pun mudah terkecoh.
Tak hanya suara, pelaku juga menggunakan deepfake untuk membuat video tiruan yang sangat menyerupai wajah orang lain. Video palsu itu tampak meyakinkan seolah korban sedang berkomunikasi langsung dengan orang yang dikenalnya.
“Bukan cuma suara, wajah juga kini bisa ditiru dengan sangat akurat. Mereka bisa terlihat seperti keluarga, anak, atau rekan kerja,” ujar Friderica.
OJK mengimbau masyarakat untuk selalu melakukan verifikasi jika diminta mengirim uang oleh orang terdekat. Pastikan dengan cara menghubungi langsung orang tersebut.
Selain itu, masyarakat diminta menjaga kerahasiaan data pribadi, terutama data yang berkaitan dengan keuangan. Waspadai juga suara dan video yang terdengar atau terlihat tidak wajar.
Friderica menekankan pentingnya literasi digital di era teknologi AI. Masyarakat harus lebih waspada terhadap berbagai modus penipuan siber yang berkembang.
“Intinya, selalu pastikan kebenaran informasi sebelum bertindak, terutama jika berkaitan dengan uang,” tutup Friderica.